JAKARTA: Permukiman kelas menengah ke atas di Jakarta tidak terlepas
dari masalah air bersih baik berupa tidak mengalirnya air hingga
kualitas yang memburuk walaupun pengelolaannya di Ibu Kota telah
diserahkan kepada dua operator swasta.
Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Hak atas Air (Kruha) Hamong
Santono mengatakan krisis air bersih tidak hanya menimpa permukiman
masyarakat kelas bawah saja, seperti yang selama ini diberitakan.
Perumahan dalam skala menengah ke atas pun terkena masalah air di Ibu
Kota.
"Masalah air itu terjadi tak hanya untuk masyarakat miskin, dia tak
mengenal kelas-kelas semacam itu. Permukiman menengah ke atas pun
seperti Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kramat Raya, Jakarta Pusat hingga
Duren Sawit, Jakarta Timur pun menghadap masalah sama," ujar Hamong
kepada pers hari ini.
Dia mengungkapkan masalah air bersih itu bervariasi yakni tidak
mengalirnya air hingga kualias air yang buruk. Menurut Hamong, tekanan
terhadap pengelola air bersih di Jakarta semakin besar menyusul semakin
banyaknya pula warga yang datang ke Jakarta. Warga Jakarta saat ini
diperkirakan mencapai 9 juta jiwa.
Hamong menambahkan untuk warga kelas menengah ke atas, biasanya mereka
menyiasati masalah air bersih dengan penggalian air dari sumur tanah.
Namun, hal itu tidak dapat dilakukan oleh masyarakat miskin karena
membutuhkan biaya yang besar dan harus membeli air lebih mahal.
"Mereka terpaksa membeli air yang dijual dengan harga yang lebih mahal,
namun hal itu dilakukan karena tidak mampu membuat sumber air dari
sumur tanah. Tetapi di sisi lain, eksploitasi air tanah menjadi semakin
besar sehingga berpengaruh pada turunnya permukaan tanah di Jakarta."
Kruha menilai umumnya air sumur dangkal dikonsumsi rakyat miskin
Jakarta yang tidak memiliki kemampuan menggali sumur bor dalam seperti
di perumahan mewah, di mana masyarakat kelas bawah ini juga tinggal di
daerah yang berhimpitan.
Akibatnya saat tidak terlayani air PAM, kata Hamong, mereka terpaksa
menggali sumur berjarak kurang 10 meter jauhnya dari septik tank. Kruha
juga menyimpulkan air pipa layanan PAM Jakarta sendiri belum tentu layak
pakai karena dugaan kebocoran pipa PAM Jakarta mencapai lebih dari 50%
sehingga membuka peluang tercemarnya air layanan pipa yang sampai ke
rumah. (tw)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar