Entri Populer

Senin, 05 Desember 2011

Krisis Air Bersih Jakarta Kian Meluas

Ikuti BusinessHYDRO di Twitter



Jakarta: Krisis air bersih yang dialami pelanggan PT Aetra sudah meluas ke kantor pemerintahan. Salah satunya adalah di kantor walikota Jakarta Utara, yang telah mengalami krisis sejak Kamis (6/5) pagi. Akibatnya, seluruh pegawai yang ada di kantor itu resah dan bersusah payah ketika akan buang hajat. Bahkan sejumlah toilet mulai menebar aroma tak sedap karena tidak ada air untuk menyiramnya, sehingga mengganggu kenyamanan kerja pegawai.

Untuk mengatasi krisis air ini, sejumlah pegawai menyiasatinya dengan cara membeli air mineral dalam kemasan untuk membersihkan diri setelah buang hajat. "Terpaksa deh pakai air mineral untuk membersihkan kotoran. Kalau air bersih tidak jalan selama seminggu bisa gawat ini," kata Abdullah, satu pegawai PNS di kantor walikota Jakarta Utara, Kamis (6/5).

Walau kondisinya sudah sangat memprihatinkan, ironisnya di kantor walikota Jakarta Utara ini tidak tersedia mesin jet pump untuk menyedot air tanah. Hal ini disebabkan air tanah di Jakarta Utara tingkat kadar garamnya sangat tinggi dan mudah berkarat. Sehingga di Jakarta Utara sangat tergantung dengan air bersih dari PAM.

"Air tanah di sini asin, mungkin karena dekat dengan laut. Jadi tak layak digunakan, semua warga tergantung dengan air bersih dari PT Aetra," kata Surono, satu pegawai di Sudin Kominfo Pemkot Jakarta Utara, yang juga warga Papanggo. Untuk sementara, Pemkot Administrasi Jakarta Utara meminta dikiriman 10 tangki air bersih dari PT Aetra untuk mengatasi krisis air di kantor tersebut.

Kepala Bagian Umum Pemkot Jakarta Utara, Tjiknan Mashruf, mengatakan, pada pagi hari ia telah memesan air bersih ke PT Aetra, sesaat setelah mengetahui air bersih di kantornya tidak mengalir. "Kami sudah meminta 10 tangki atau setara dengan 30.000 liter. Jumlah ini untuk kebutuhan kebersihan dan MCK di lingkungan Pemkot Jakut," ujarnya.

Selanjutnya, ia meminta agar pengiriman air bersih segera dilakukan mengingat air sangat dibutuhkan untuk MCK. Sebab, jika lamban dikirim, kondisi toilet akan menimbulkan bau tak sedap sehingga mengganggu kerja pegawai lainnya. "Kita tidak tahu sampai kapan air bersih ini berhenti mengalir. Itu wewenang Aetra karena pengakuannya saat ini ada perbaikan pipa sekaligus kekurangan air baku," kata Tjiknan.

Corporate Secretary PT Aetra, Joshua L Tobing, mengatakan Aetra telah menyediakan mobil tangki air untuk situasi darurat seperti saat ini. Sebanyak tujuh mobil tangki air dengan kapasitas masing-masing 5 ribu liter air, setiap harinya beroperasi untuk memenuhi kebutuhan air warga Jakarta. “Kami berencana akan menambah lima unit lagi mobil tangki air untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih bagi pelanggan kami,” ungkapnya.

Joshua berharap dalam tiga hari ke depan pasokan air bersih sudah kembali normal. Karena saat ini pihaknya tengah mengupayakan perbaikan kerusakan pompa air baku di IPA Pulogadung. Akibat masalah ini, suplai air bersih di sebagian Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur terhenti sama sekali.

Direktur Utama PDAM Jaya, Hariyadi Priyohutomo, menerangkan, gangguan pasokan air kepada pelanggan Palyja dan Aetra telah terjadi selama dua pekan. Hal itu dikarenakan krisis air baku akibat tidak berfungsinya pompa air baku Curug yang mengalami endapan lumpur tinggi di depan pompa. “Kondisi pompanya baik dan tidak rusak, tapi karena ada endapan lumpur di depan pompa maka suplai air baku ke Jakarta drop sekitar 30-40 persen,” ujar Hariyadi. Kini endapan lumpur sudah dikeruk dan suplai air baku sudah normal sejak Kamis dini hari.

Namun saat pasokan air baku dari Curug sudah normal, terjadi mati listrik di IPA Pulogadung milik Aetra pada Rabu (5/5). Akibatnya, terjadi krisis air baku lagi karena IPA tidak bisa mengalirkan air baku. Hanya tergantung pada dua IPA lainnya yang bisa mengirimkan air baku sebesar 3.100 liter per detik, padahal dalam kondisi normal bisa mencapai 4 ribu liter per detik.

Terkait hal tersebut, Pemerintah Provinsi DKI mendesak kedua operator air bersih, yakni PT Palyja dan PT Aetra agar mengerahkan seluruh unit mobil tangki air untuk melayani warga DKI. Selain itu, operator dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya diminta untuk segera menyelesaikan masalah gangguan pasokan air yang sudah terjadi selama sepekan. Kedua operator memastikan pasokan air bersih akan kembali normal pada pekan depan.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, mengatakan kebutuhan air bersih di Jakarta yang selama ini mengganggu kehidupan warga harus segera berakhir. Karena itu, meskipun pihak operator belum bisa menyelesaikan permasalahan tersebut dalam waktu dekat ini, gubernur telah meminta kedua operator untuk menggerakkan mobil tangki air ke sejumlah daerah pemukiman, rumah sakit, dan fasilitas umum lainnya. “Dua operator air sudah saya minta untuk mengirimkan mobil tangki air guna mengatasi kekurangan air ini,” kata Fauzi Bowo di Balaikota DKI, Kamis (6/5).

Customer Service Director Palyja, Budi Susilo, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima instruksi dari gubernur DKI Jakarta untuk mengerahkan armada mobil tangki ke rumah-rumah warga dan fasilitas umum yang mengalami krisis air. Sejak dua hari lalu, Palyja telah mengerahkan 21 unit dari 22 unit truk tangki air yang dimilikinya. “Satu unit truk tangki tidak bisa jalan karena sedang dalam keadaan rusak,” kata Budi Susilo di Jakarta, Kamis (6/5).

Menurutnya, satu truk tangki air dapat menampung sebanyak 4 meter kubik air. Dalam kondisi seperti ini, truk tangki beroperasi sebanyak 5 rit per hari dengan satu rit membawa empat meter kubik. Artinya dalam satu hari, sebanyak 420 meter kubik air didistribusikan ke pemukiman, rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas umum lainnya.

“Padahal dalam kondisi normal, truk tangki hanya beroperasi dua rit per hari. Dalam kondisi sekarang kita tambah ritnya. Truk tangki dikhususkan ke rumah sakit, puskesmas, dan warga yang sangat membutuhkan,” tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar